SIKLUS PENGELUARAN
Pendahuluan
Dalam melakukan kegiatan sehari–hari, perusahaan memerlukan berbagai
aktiva atau perangkat, barang atau supplies dan jasa yang berasal dari pihak
atau perusahaan lain. Untuk memperoleh barang atau jasa dari pihak lain,
perusahaan perlu memiliki siklus pengeluaran.
Di dalam siklus pengeluaran ini terdapat berbagai keputusan penting
yang diambil oleh manajemen, misalnya adalah banyaknya unit barang yang harus
dibeli, pemilihan pemasok yang baik, penentuan waktu pembayaran agar perusahaan
mendapat potongan penjualan yang menguntungkan, dan penentuan waktu pembelian.
Apabila manajemen salah dalam membuat keputusan –keputusan tersebut, perusahaan
akan mudah mengalami kerugian karena siklus pengeluaran merupakan siklus yang
mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan uang kas kepada pihak lain.
Siklus pengeluaran juga digunakan oleh perusahaan untuk menjaga
hubungan baik dengan para pemasok, karena harga murah saja dan kualitas bagus
saja tidak menjadi jaminan lancarnya kegiatan perusahaan, tetapi diperlukan
juga hubungan baik dengan para pemasok, dengan adanya hubungan baik, perusahaan
dapat membeli barang dengan lebih percaya pada kuliatas dan lebih yakin dengan
kecukupan barang yang dibutuhkan perusahaan. Tanpa hubungan baik, bisa jadi
perusahaan mendapat harga murah dan barangnya relatif baik, tapi mungkin tidak
dapat dijamin kapan barang tersebut ada persediaannya.
Demikian juga dengan pembelian barang atau supplies, perusahaan harus memperhitungkan ketersediaan
barang di pemasok, harga beli dan biaya pembelian yang paling ekonomis serta
waktu penyimpanan yang tidak terlalu lama sehingga barang tidak rusak. Hal ini
juga harus ditangani dengan baik oleh siklus pengeluaran.
Pengertian Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran (Spending cycle atau expenditure cycle) adalah
rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang
berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
Siklus pengeluaran melibatkan beberapa aktivitas yang berhubungan
dengan pembelian bahan mentah, persediaan barang-barang dan jasa. Kegiatan ini
termasuk mengidentifikasikandan mendokumentasikan semua pengeluaran uang,
menyipakan order pembelian menerima kiriman barang dan mencatat persediaan.
Tujuan utama dari siklus pengeluaran ini adalah untuk mempermudah
pertukaran kas dengan para pemasok untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana
tujuan khusus yang terkandung didalamnya meliputi :
a.
Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai keperluan
b.
Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi bahwa barang
tersebut adalah valid dan benar
c.
Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan
d.
Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan jasa
adalah valid dan benar
e.
Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
f.
Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan pemasok
yang tepat di dalam buku besar utang usaha
g.
Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan dengan
pengealuran yang sudah diotorisasi
h.
Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan
yang berhubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh
Fungsi
dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari :
a.
Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut
b.
Menempatkan Pesanan, Menerima dan menyimpan barang
c.
Memastikan validitas kewajiban pembayaran
d.
Menyiapkan pengeluaran kas
e.
Mengelola utang usaha
f.
Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum
g.
Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang diperlukan
Aktivitas Dalam Siklus Pengeluaran
Ada lima
Aktivitas dasar dalam siklus pengeluaran (Gelinas 1998:474) yaitu sebagai
berikut :
1.
Aktivitas permintaan
pembelian barang atas kebutuhan barang dan jasa.
2.
Aktivitas pemesanan barang dan jasa yang akan
dibeli
3.
Aktivitas penerimaan
barang dan jasa yang telah dibeli
4.
Aktivitas persetujuan
faktur dari supplier
5.
Aktivitas pembayaran
atas pembelian barang dan jasa
1.
Aktivitas Permintaan
Pembelian Barang dan Jasa
Aktivtas permintaan pembelian barang dan
jasa dilakukan dengna menggunakan dokumen Purchase Requisition. Dokumen ini
berisi daftar pemesanan yang, meliputi tujuan pengiriman barang, tanggal
pemesanan, nama dan jenis barang dan kuantitas pemesanan. Prosedurnya adalah
tiap-tiap departemen diperbolehkan mengisi dokumen Purchase Requisition atas
persetujuan dari manajernya. Setelah itu dokumen Purchase Requisition
diserahkan ke departemen pembelian barang untuk dipesankan.
Hal ini dilakukan agar kebutuhan
tiap-tiap departemen dapat terpenuhi dan juga merupakan pengendalian perusahaan
agar dapat tidak terjadi penggandaan pemesanan barang ke supplier.
2.
Aktivitas pemesanan
barang dan jasa yang akan dibeli
Aktivitas pemesanan barang dan jasa yang
akan dibeli dilakukan dengan menggunakan dokumen Purchase Order. Dokumen ini
berisi tentang permintaan atas barang dan jasa ke Supplier sekaligus
pengirimannya. Prosedurnya adalah departemen pembelian barang mencari supplier
dari beberapa supplier yang ada yang memiliki harga terendah, kualitas barang
dan jasa yang terbaik dan sistem pengiriman yang tepat, depertemen pembelian
akan melakukan pemesanan dengan mengirimkan Purchase Order.
Hal ini juga merupakan pengendalian
perusahaan agar barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan barang dan jas yang
dipesan oleh departemen yang mengajukan dokumen Purchase Requisition.
3.
Aktivitas Penerimaan
Barang dan Jasa
Aktivitas penerimaan barang dan jasa
yang telah dibeli dilakukan dengan menggunakan dokumen Receiving Report.
Dokumen ini berisi tentang pengakuan penerimaan barang dan jasa, yang meliputi
tanggal diterimanya barang, jenis dan kuantitas barang yang telah diterima,
asal pengiriman (Supplier), dan nomor Purchase Order.
Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan
Faktur dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah barang yang
diterima telah sesuai dengan yang dikirim melebihi kuantitas yang dipesan, atau
bahkan telah terjadi salah pengiriman, maka barang yang bersangkutan akan
langsung dikembalikan kepada Supplier yang bersangkutan. Pada aktivitas ini
juga mungkin dilakukan adanya retur/pengembalian atas barang yang rusak saat
diterima.
Setelah itu, Bagian gudang akan membuat
dokumen Receive Report untuk mengakui pertambahan persediaan di gudang
berdasarkan faktur. Dalam hal mengakui pertambahan persediaan digudang
berdasarkan Faktur. Dalam hal ini, hanya barang-barang yang terdapat dalam
Purchase Order saja yang boleh diakui, sedangkan yang tidak sesuai langsung
dikembalikan. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui
barang apa saja yang telah diterima dan yang belum dikirim oleh Supplier.
4.
Aktivitas Persetujuan
Faktur dari Supplier
Aktivitas persetujuan dari Supplier
dalam rangka pembayaran atas pembelian. Dilakukan dengan menggunakan dokumen
Voucher Package. Dokumen ini berisi tanggal pembuatannya, tanggal pemmbayaran,
serta jumlah harga barang dan jasa yang telah diterima berdasarkan Source Document
yang ada meliputi Faktur, Purchase Order, dan Receiving Report.
Pada aktivitas ini dilakukan pencocokan
Receiving Report dengan Purchase Order dengan tujuan untuk mengetahui apakah
semua barang yang dipesan sedah diterima/dikirim semua. Kemudian dibuatlah
Voucher Package untuk memastikan jumlah harga yang harus dibayar kepada
Supplier. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui
berapa jumlah yang harus dibayar sesuai dengan jumlah barang yang telah
diterima sesuai dengan kenyataannya
5.
Aktivitas Pembayaran
Atas Pembelian Barang dan Jasa
Aktivitas pembayaran atas pembelian
barang dan jasa yang telah dilakukan dengan menggunakan dokumen pengeluaran
kas. Dokumen ini berisi tanggal pembayarann, jumlah harga yang harus dibayar,
beserta nomor Faktur. Pada saat jatuh tempo pembayaran, pihak Supplier akan
mengih perusahaan sesuai dengan dokumen voucher Package. Hal ini merupakan
pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan
Pemrosesan
dan Bagan Arus (Flowchart) Siklus Pengeluaran
Siklus
Pengeluaran yang akan dibahas dibawah ini terbagi atas tiga yaitu :
1.
Sistem Pembelian
2.
Sistem Pengeluaran Kas
3.
Sistem Pembayaran Gaji
1.
Sistem Pembelian
Bagian yang
terkait dalam sistem ini meliputi :
·
Bagian pembelian, yang
berfungsi melakukan pemesanan dari penjual dan meng input nya ke komputer
·
Bagian hutang, yang
bertanggung jawab untuk memelihara catatan berbagai pembelian barang ke
pemasok, sehingga dapat diketahui jumlah hutang kepada masing-masing pemasok
dan juga riwayat layanan pemasok.
·
Bagian gudang, yang
bertugas menerima kiriman barang yang dipesan dan dan membuat laporan kepada
bagian pembelian bahwa barang sudah diterima, sehingga siap menerima tagihan.
·
Bagian hutang, yang
bertugas menerima faktur penjualan atau tagihan dari pemasok.
·
Bagian keuangan atau
kasir bertanggung jawab untuk membayar hutang kepada pemasok sesuai dengan masa
potongan sehingga perusahaan dapat memperoleh potongan tunai dan
menyelenggarakan pencatatan atas pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem
akuntansi pembelian ini terdiri atas :
a)
Permintaan Barang
(Material requisition atau Purchase requisition)
Dokumen awal dalam siklus pengeluaran
yang mengotorisasi penempatan pesanan barang atau jasa.
b)
Penawaran Barang
(Qutation)
Dokumen yang digunakan dalam prosedur
persaingan tawar-menawar, menunjukkan barang dan jasa yang dibutuhkan dan harga
pesaingnya, syarat, dan lain sebagainya.
c)
Pemesanan Barang
(Purchase Order)
Dokumen ini mencantumkan dekripsi,
kualitas dan kuantitas atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak
dibeli.
d)
Bukti Penerimaan Barang
(Delivery Receipt)
Dokumen yang menunjukkan tanggal barang
diterima, nomor purchase order, kode dan nama barang, banyaknya barang yang
diterima dan identitas
e)
Faktur Penjualan
(Invoice)
Dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kuantitas barang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat
pembayaran, dan data lain yang relevan.
Prosedur transaksi pembelian mencangkup
(Flowchart yang terlampir) :
a.
Bagian gudang
mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
b.
Bagian pembelian meminta
penawaran harga dari berbagai pemasok
c.
Bagian pembelian
menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok
d.
Bagian pembelian
membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih
e.
Bagian penerimaan
memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok
f.
Bagian penerimaan
menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan
g.
Bagian penerimaan
melaporkan penerimaan barang kepada bagian akuntansi
h.
Bagian akuntansi
menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok
tersebut, bagian akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi
pembelian.
2.
Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses
pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utama dari
sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah
jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut
melakukan pembayaran lebih awal. Perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang
dapat dihasiklkan dari dana tersebut. Namun demikian jika kewajiban dibayar
telat perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan
kredibilitasnya sendiri.
Dokumen yang
digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas ini adalah:
a.
Bukti kas keluar
b.
Cek
c.
Permintaan cek
Bagian yang terkait
dalam sistem pengeluaran kas ini adalah :
a.
Bagian yang memerlukan
pengeluaran kas
b.
Bagian kas
c.
Bagian akuntansi
d.
Bagian pemeriksaan
intern
Prosedur dari sistem pengeluaran
kas ini adalah (Flowchart terlampir) :
a.
Proses utang dagang
mempelajari file utang dagang untuk jatuh tempo setiap item dan mengotorisasi
proses pembayaran kas untuk melakukan pembayaran
b.
Proses pembayaran kas
menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok. Salinan cek-cek tersebut
dikembalikan ke utang dagang sebagai bukti bahwa lewajibannya dibayar dan akun
utang dagangnya diperbaharui untuk memindahkan kewajiban tersebut
c.
Pada akhir periode,
baik proses pengeluaran kas maupun proses utang dagang mengirimkan rangkuman
informasi ke buku besar informasi ini direkonsiliasi dan sdiposkan ke akun
kontorl kas dan utang dagang.
3.
Sistem penggajian
Bagian yang
terkait dalam system pengeluaran adalah :
a.
Bagian kepegawaian,
bertanggung jawab : mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan,
memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan
upah karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan
pemberhentian karyawan.
b.
Bagian pencatat waktu,
bertanggung jawab : menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan
c.
Bagian pembuat daftar
gaji & upah, bertanggung jawab : membuat daftar gaji dan upah
d.
Bagian akuntansi,
bertanggung jawab : mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan
pembayaran gaji dan upa karyawan
e.
Bagian keuangan,
bertanggung jawab : mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan
cek tersebut ke bank, memasukkan uang tersebut ke amplop gaji dan upah karyawan
dan selanjutnya untuk dibagikan
Dokumen yang digunakan dalam sistem
penggajian dan pengupahan adalah :
a.
Dokumen pendukungan
perubahan gaji dan upah
b.
Kartu jam hadir
c.
Kartu jam kerja
d.
Daftar gaji dan daftar
upah
e.
Rekap gaji dan rekap
upah
f.
Surat pernyataan gaji
dan upah
g.
Amplop gaji dan upah
h.
Bukti kas keluar
Prosedur dari sistem penggajian dan
pengupahan (flowchart terlampir) :
a.
Pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mecatat
waktu hadir karyawan, dapat menggunakan daftar hadir biasa atau menggunakan
kartu hadir (clock card). Pencatatan waktu ini diselenggarakan untuk menentukan
gaji dan upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan
untuk menentukan apakah karyawan memperoleh gaji penuh atau tidak, menentukan
apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam jam biasa atau jam lembur sehingga
dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan meneriman gaji saja atau
meneriman tunjangan lembur.
b.
Pencatatn waktu kerja
Prosedur ini biasanya digunakan oleh
perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pada pesanan. Pencatatan
waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di bagian produksi untuk
keperluan distribusi biaya, upah karyawan kepada produk atau pesanan yang
menikmati jasa karyawan tersebut. Dengan demikian waktu kerja ini akan dipakai
sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja langusng kepada produk yang
diproduksi.
c.
Pembuatan daftar gaji
dan upah
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat
daftar gaji dan upah membuat daftar gai dan upah karyawan. Data yang dipakai
sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat keputusan mengenai
pengangkatan karyawan baru. Kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan
pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya, dan daftar hadir.
d.
Distrubusi biaya gaji
dan upah
Dalam prosedur ini distribusi biaya gaji
dan upah, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen yang menikmati
manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya tenaga kerja ini dimaksudkan untuk
pengendalian biaya dan penghitungan harga pokok produk.
e.
Pembayaran gaji dan
upah
Prosedur pembayaran gaji dan upah
melibatkan bagian akuntansi dan bagian l=keuangan. Bagian akuntansi membuat
perintah pengeluran kas kepada bagian keuangan untuk menulis cek guna
pembayaran gaji dan upah. Bagian keuangan kemudian menuangkan cek tersebut ke
bank dan memasukkan uang ke dalam amplop gaji dan upah. Pembayaran gaji dan
upah dapat dilakukan dengan membagikan cek dan upah.
Resiko dan Sistem Pengendalian Siklus Pengeluaran
Siklus
pengeluaran menghadapi resiko dan ancaman, baik secara potensial muncul dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Risiko – risiko dan ancaman –
ancaman tersebut harus dikurangi dan bila memungkinkan ditiadakan. Untuk menghindari
resiko dan ancaman, harus diterapkan sistem pengendalian yang baik.
Pengendaliam umum yang harus
diterapkan ke dalam sistem pengeluaran, adalah
·
Adanya rencana kerja,
anggaran dan jadwal produksi yang dirancang bersama dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak
atau bagian-bagian terkait.
·
Adanya sistem
pencatatan yang baik (sebaiknya menggunakan sistem komputer) dengan menerapkan
berbagai teknologi yang mendukung, misalnya teknologi kode bar (barcode)
·
Adanya sistem
otorisasi, sehingga setiap ada permintaan barang (atau juga jasa) harus
disetujui oleh atasan nya
·
Penugasan karyawan yang
cakap untuk mencatat dan menangani persediaan
·
Pemantauan kinerja
karyawan oleh pimpinan, sehingga apabila ada masalah segera dapat diatasi
bersama.
Resiko,
ancaman dan sistem pengendalian yang perlu diterapkan dalam berbagai prosedur
yang ada pada siklus pengeluaran dapat dilihat pada tabel berikut :
|
Prosedur
|
Ancaman/Resiko
|
Pengendalian
|
|
Memesan Barang
|
1. Ada yang meminta barang secara berlebihan
atau ada yang tidak diperlukan
|
Susun rencana kerja dan rencana kebutuhan barang, selenggarakan
metode perpetual, persetujuan atasan untuk pengadaan barang
|
|
2. Ada yang meminta barang secara
berlebihan, atau ada yang meninta barang yang tidak di perlukan
|
Susun rencana kerja dan rencana
kebutuhan barang: selenggarakan metode perpetual; persetujuan atasan untuk
pengadaan barang.
|
|
|
3. Pembelian dilakukan dengan
harga yang terlalu mahal atau dinaikkan secara tidak sah
|
Untuk pembelian yang material,
harus dilakukan oleh pejabat yang lebih tinggi atau bahkanPembelian hanya
dilakukan kepada pemasok, PO harus disetujui oleh kepala bagian
|
|
|
|
4. Barang yang dibeli berkualitas
rendah
|
Lakukan pembelian di pemasok
terdaftar, persetujuan terhadap PO, pemantauan kinerja pemasok, bentuk bagian
penerima barang
|
|
5. Pembelian dilakukan kepada pemasok baru
atau pemasok tak dikenal
|
Baut daftar pemasok, ada
persetujuan atasan untuk setiap pembelian dengan jumlah tertentu,
pengevaluasian kinerja pemasok
|
|
|
6. Ada suap (bribery) atau komisi
(kickback) dari pemasok kepada staf
bagian pembrlian
|
Minta daftar harga dan bandingkan
dengan pemasok lain; pembelian dalam jumlah ekonomis (hitung dengan EOQ);
adakan audit internal secara berkala.
|
|
|
7. Fiie data tersedia di komputer
tidak up-to-date dan dapat di buka oleh banyak orang
|
Tunjuk karyawan yang khusus
bertugas mengawasi jaringan komputer; pemakaian komputer diberi hak terbaras
hanyak dapat membaca data yang sesuai dengan bagian dan tugasnya; terapkan
fasilitas kata sandi (password) untuk setiap penggunaan aplikasi persediaan
|
|
|
Menerima dan menyimpan barang
|
8. Menerimabarang yang tidak
dipesan
|
Bagian penerimaan harus
mencocokkan barang yaang di terima dengan P\O (atau tembusannya)
|
|
9. Salah menghitung persediaan,
terutama untuk barang yang banyak
|
Genakan teknologi untuk
menghitung, misalnya kode bar dan alat pembacanya.
|
|
|
10. Pencuri persediaan
|
Simpan di tempat penyimpanan
(gudang) yang terkendali dan dijaga; membatasi akses terhadap persediaan
permintaan harus tertulis dan diketahui atasan
|
|
|
Pembayaran tagihan
|
11. Tidak mengetahui kalau faktur
tagihan mengandung kesalahan
|
Bagian untung harus memeriksa
keabsahan dan kebenaran hitungan setiap tagihan yang diterima: faktur tagihan harus dicocokan dengan P\O dan
laporan penerima barang
|
|
12. Pembayaran tidak diterima
oleh pemasok
|
Hindari pembayaran dengan kas,
tetapi gunakan transfer bank, cek, atau alat pembayran lain;
|
|
|
13.Perusahaan tidak memperoleh
potongan tunai
|
Terapkan metode penyimpanan
faktur yang sistematis; karyawan harus dilatih dengan baik; terapkan
komputerisasi penanganan utang dagang
|
|
|
14. Menerima faktur tagihan lebih
dari satu kali
|
Perusahaan harus memiliki catatan
yang baik untuk semua faktur, baik yang sudah maupun yang belum dibayar;
setiap faktur yang sudah dibayar harus dibatalkan (dengan diberi cap LUNAS
dan di sertai dengan dokumen pendukung).
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar