Struktur Pengendalian Intern
1. Pendahuluan
Dan
laporan tersebut yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusannya,
baik untuk mengendalikann ataupun mengrahkan, dan biasanya yang mereka buat
berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi dan kondisi
perusahaan. Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan rupiah
(keuntungan yang diperoleh) tetapi satuan jam kerja (yang terpakai). Satuan
berat, penggunaan karyawan (keterlibatan) atau ukuran yang lain yang
diperlukan.
Suatu
perusahaan yang telah berjalan tidak boleh tidak harus memonitor kegiatannya
dan hasil yang dicapainya. Dimana manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap
yang professional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah
dicapainya. Pandangan dan sikap tersebut diatas dinyatakan dalam suatu
kesibukan manajemen untuk selalu bisa melihat, meneliti, menganalisa dan
mengambil keputusan atas laporan-laporan yang telah sampai ke attas meja
mereka.
Disamping
laporan keuangan berfungsi untuk mengendalikan dan mengarahkan, juga laporan
mempunyai arti untuk menilai yaitu apakah:
1. Kebijaksanaan
perusahaan yang telah ditentukan sudah dijalankan atau belum.
2. Apakah
kondisi keuangan sehat.
3. Apakah
kegiatan penjualannya menguntungkan dan
4. Bagaimana
hubungan antara bagian/ devisi atau departemen berlangsung harmonis atau tidak.
2. Pengertian Struktur Pengendalian
Intern
Menurut (Mulyadi 2002), dari pengertian struktur
pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep berikut ini:
·
Bahwa struktur pengendalian intern
merupakan proses untuk mrncapai tujuan tertentu.
·
Struktur pengendalian intern merupakan
suatu rangkaian yang bersifat pervasive (merembes) dan menjadi bagian yang
tidak terpisah
·
Struktur pengendalian intern dijalankan
oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris,
manajemen dan personil lain.
·
Struktur pengendalian intern diharapkan
mampu memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris, entitas,
bukan keyakinan mutlak.
·
Struktur pengendalian intern ditunjukan
untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan pelaporan keungan kepatuhan dan
operasi.
(Ikatan Akuntan Indonesia dalam
Standar Profesional Akuntan Publik dalam Standar Pekerjaan lapangan
kedua,2001), menyebutkan bahwa “Pemahaman memadai atas struktur
pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.”
(Ikatan AkuntanIndonesia, 2001)
mendefinisikan pengertian struktur pengendalian intern sebagai:
Suatu
proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain
entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tiga golongan tujuan berikut ini:
1. kehandalan pelaporan keuangan
2. efektivitas dan efisiensi operasi
3. kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
Pemeriksaan yang dilakukan secarra
terus menerus dan penganalisaan laporan dan catatan-catatan itulah yang sering
disebut pengendalian intern. Jadi hanya dengan pemeriksaan yang
terusberkesinambungan dan menganalisa, setiap laporan dan catatan-catatan dan mendalami
dari mana laporan didapat, maka manajemen dapat meletakan kepercayaan nya
terhadap laporan yang diberikan padanya dan akan digunakan atau dipakai untuk
mrngambil sebuah kebijakan.
Jadi pengertian struktur
pengendalian intern adalah kebijakan dan procedure yang ditetapkan untuk
memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan
dapat dicapai.
Pengendalian intern meliputi
struktur organisasi metode procedure yang di koordinasikan dan diterapkan dalam
perusahaan dengan tujuan untuk mengambankan harta milik perusahaan. Mengecek
ketelitian dan keadndalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah di tetapkan sebelumnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
struktur pengendalian intern, memgang peranan penting dalam organisasi
perusahaan, dimana dapat untuk merencanakan, mengkoordinasika, dan menguasai
atau mengontrol dan mengevaluasi berbagai aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan.
Pengendalian intern
mencakup kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk menyediakan jaminan yang
memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.
Konsep struktur
pengendalian intern didasarkan atas tanggung jawab manajemen dan jaminan yang
memadai untuk menetapkan dan menyelenggarakan struktur pengendalian intern dan
dikaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian.
Pentingnya
pengendalian intern
Pengendalian intern
menjadi penting berkaitan dengan:
a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin komplek
Hal ini
mengakibatkan manajemen harus mengendalkan laporan dan analisis yang banyak
jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
b. Pemeriksaan dan penelaahan bahwa dalam sistem yang baik
memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi
c.
Pengendalian
intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan auit sehingga dapat
mengurangi biaya ataupun fee audit.
Oleh karena itu bagi manajemen
mempertahankan terus adanya struktur pengendalian intern (SPI) termasuk
struktur pelaporan yang baik adalah sangat tepat diperlukan agar dapat
melepaskan, mengarahkan atau mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya
dengan tepat.
Struktur
pengendalian intern satuan usaha terdiri dari tiga unsur:
1.
Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari
berbagai faktor dalam membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas
kebijakan dan prosedur tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah :
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah :
a. Falsafah manajemen dan gaya operasinya
b. Struktur organisasi
satuan usaha
c. Berfungsinya dewan komisaris, dan komite-komite yang dibentuk
d. Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab
e. Metode pengendalian manajemen dalam membantu dan
menindaklanjuti kinerja, termasuk audit intern.
f. Kebijakan dan praktik personalia
g. Berbagai factor
ekstern yang mempengaruhi operasi dan praktik.
Satuan usaha, seperti pemeriksaan yang
dilakukan oleh badan legislative dan lembaga pemerintah. Lingkungan
pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, kesadaran dan tindakan dari dewan
komisaris, manajemen, pemilik dan pihak lain mengenai pentingnya pengendalian
intern dan tekanannya pada satuan usaha yang bersangkutan.
2.
Sistem akuntansi
sistem
akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk
mengidentifikasikan, menghimpun, Menganalisa,
mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi satuan usaha dan untuk
menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban yang bersangkutan
dengan transaksi tersebut.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yaitu : Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk pelaporan keuangan.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yaitu : Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.
Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk pelaporan keuangan.
a. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan
pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.
b. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan
pencatatan nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan.
c. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya
dalam laporan keuangan.
3.
Prosedur pengendalian
Prosedur
pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan
pengendalian dan
dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkatan organisasi dan pembrosesan data. Prosedur pengendalian dapat diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan system akuntansi. Secara umum prosedur pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur, yaitu :
dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkatan organisasi dan pembrosesan data. Prosedur pengendalian dapat diintegrasikan dalam komponen tertentu lingkungan pengendalian dan system akuntansi. Secara umum prosedur pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur, yaitu :
a. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.
b. Pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkingkan
seseorang dalam posisi yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan
atau ketidakberesan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu,
tanggung jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi, dan
menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda.
c. Perancang dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai
untuk membantu pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa, misalnya
dengan memantau penggunaan dokumen pengiriman barang yang bernomor urut
tercetak.
d. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva
perusahaan dan catatan, misalnya penetapan fasilitas yang dilindungi dan
otorisasi untuk akses ke program dan arsip data komputer.
e. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian
yang semestinya atas jumlah yang dicatat, misalnya pengecekan atas pekerjaan
klerikal, rekonsiliasi, pembandingan aktiva yang ada dengan pertanggungjawaban
yang tercatat, pengawasan dengan menggunakan program komputer, penelaahan oleh
manajemen atas laporan yang mengikhtisarkan rincian akan (misalnya saldo
piutang yang dirinci menurut umur piutang) dan penelaahan oleh pemakai atas
laporan yang dihasilkan oleh komputer.
Jika struktur pengendalian intern
suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan
sangat besar.
Ada 3
konsep dasar yang berkenaan dengan struktur pengendalian internal
·
Tanggung
Jawab Manajemen
Tanggung
jawab manajemen meliputi pengawasam struktur pengendalian internal yang sedang
berjalan dan jika perlu memodifikasinya.
·
Kewajaran
Manajemen
bukan mencari tingkat absolute/mutlak tetapi mencari tingkat yang wajar. Hal
ini digunakan untuk memastikan bahwa sasaran dari struktur pengendalian dapat
dicapai.
·
Keterbatasan
Struktur
pengendalian internal mempunyai keterbatasan, keterbatasan tersebut adalah:
a. Factor manusia yang melakukan fungsi
prosedur pengendalian
b. Pengendalian tak mengarah pada
seluruh transaksi. Maksudnya pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi
yang non rutin, seperti kejadian biiasa dan bonus.
Ada 3 konsep
dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep dasar tersebut
meliputi:
1. Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen bertanggung
jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur pengendalian intern.
Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada tiga elemen struktur
pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada besar kecilnya
entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan usahanya;
keanekaragaman dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan
2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional
yang Memadai
Manajemen
bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur pengendalian intern
manajemen mencari tingkat yang ”wajar”. Hal ini digunakan untuk memastikan
bahwa sasaran struktur pengendalian intern dapat tercapai. Ada dua alasan
penggunaan kata ”wajar” dan bukan tingkat absolut. Kedua alasan tersebut
adalah:
a)
Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis
bagi manajemen dalam setiap pengambilan keputusan ekonomi.
b)
Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap efisiensi dna profitabilitas perusahaan.
3. Keterbatasan Bawaan
Struktur pengendalian
intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada struktur pengendalian
intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan antara lain oleh:
a)
Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur
pengendalian. Keterbatasan ini hanya dapat diminumkan, tidak dapat dihilangkan
sama sekali oleh orang dari dalam maupun dari luar yang independen.
Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun, akan dapat dikalahkan oleh kolusi.
b)
Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh
transaksi. Pengendalian tidak dapat diterapkan pada transaksi yang bersifat
tidak rutin, seperti kejadian luar biasa, bonus, dan lain sebaginya.
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan
bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.
Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan
kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling
mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern
didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan
direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu
keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam
tiga kategori, yaitu :
a) Keefektifan dan efisiensi operasional
perusahaan
b) Pelaporan Keuangan yang handal
c) Kepatuhan terhadap prosedur dan
peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa
dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat
dicapai, yaitu dengan kondisi :
1.
Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah
pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target
perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan
sumberdaya (asset) perusahaan.
2.
Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan
dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim.
3.
Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.
Ø Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima)
komponen, yaitu :
1) Lingkungan
Pengendalian
Merupakan
dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan
acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil
perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil,
serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci
lingkungan pengendalian adalah:
·
Integritas dan Etika
·
Komitmen terhadap Kompetensi
·
Struktur Organisasi
·
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
·
Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2) Penilaian
Resiko
Identifikasi
dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai
penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini
hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian
dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya
ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
Langkah-langkah
dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
·
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
risiko
·
Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
·
Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage
risiko
3) Aktivitas
Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat
membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di
perusahaan.
Aktivitas
pengendalian meliputi:
·
Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
·
Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
·
Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
·
Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
·
Evaluasi secara independen atas kinerja
·
Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
·
Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan
4) Informasi
dan Komunikasi
Menampung
kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan
informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan
tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi
merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun
kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya
dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai
keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan
eksternal.
5) Pengawasan
Pengendalian
intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini
merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di
dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti
aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa
defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas.
Dan
pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan
direksi, hal ini meliputi :
·
Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit
secara tepat.
·
Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan
dan rekomendasi dari audit dan reviu.
·
Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan
tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi
perhatian manajemen.
Kelima
komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan
kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara
dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional
perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam
infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial
dari perusahaan (organisasi).
Tujuan
Struktur Pengendalian Intern
Berdasarkan definisi struktur pengendalian intern yang
telah diuraikan sebelumnya, maka menurut Ikatan Akuntan Indonesia, tujuan
struktur pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam
mencapai tiga golongan tujuan, yaitu:
1. keandalan laporan keuangan
2. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3. efektivitas dan efisiensi operasi
Aktivitas Pengendalian
Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk
dalam satu dari lima kategori berikut ini :
·
Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
·
Pemisahan tugas
·
Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang
memadai
·
Penjagaan aset dan catatan yang memadai
·
Pemeriksaan independen atas kinerja
·
Aktivitas pengendalian dapat berupa:
3.
ANCAMAN
TERHADAP SIA
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
pengoperasian sistem informasi, yang dimaksudkan untuk mencegah ancaman
terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan
sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
ancaman aktif dan ancaman pasif.
a. Ancaman
aktif, mencakup:
1.
kecurangan
2.
kejahatan terhadap komputer
b. Ancaman
pasif, mencakup:
1.
kegagalan sistem
2.
kesalahan manusia
3.
bencana alam
Pencurian data kerap kali dilakukan oleh “orang dalam” untuk dijual. Salah
satu kasus terjadi pada Encyclopedia Britanica Company (bodnar dan Hopwood,
1993). Perusahaan ini menuduh seorang pegawainya menjual daftar nasabah ke
sebuah pengiklan direct mail seharga $3 juta.
Sabotase dapat dilakukan dengan berbagai cara. Istilah umum untuk
menyatakan tindakan masuk kedalam suatu sistem komputer tanpa otorisasi, yaitu hacking.
Pada masa kerusuhan rahun 1998, banyak situs Web badan-badan pemerintah di
Indonesia diacak-acak oleh para cracker.
4.
KLASIFIKASI
PENGENDALIAN INTERN
1)
Menurut tujuannya. Pengendalian
dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a.
Pengendalian preventif dimaksudkan untuk
mencegah masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.
b.
Pengendalian detektif untuk menemukan
masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
c.
Pengendalian korektif dimaksudkan untuk
memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif
2)
Menurut waktu pelaksanaannya, dibagi
dalam dua kelompok yaitu:
a. Pengendalian
umpan balik (feedback control) adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok
pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input
untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potential problem).
b. Pengendalian
dini (feedforward control) pengendalian yang masuk dalam kelompok pengendalian
detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan
menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semual.
3)
Menurut objek yang dikendalikan, maka
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Pengawasan
umum (general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa
lingkungan pengawasan oragnisasi mantap dan dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.
b. Pengawasan
aplikasi (application control) adalah pengawsan ayng digunakan untuk mencegah,
mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat trnsaksi tersebut
diproses.
4)
Menurut tempat implementasi dalam siklus
pengolahan data, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Pengawasan
input dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan
diotorisasi saja yang dimasukkan dalam proses.
b. Pengawsan
proses dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat
dan lengkap, dan semua file dan record di-update secara tepat.
c. Pengawasan
output dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan
semestinya.
5. PENGENDALIAN
CBIS
CBIS atau Computer
Base Information System mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan
penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan
sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam
kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang
begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer
inilah yang dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk
mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base
Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.
CBIS ini
diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan
organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan
hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang
merupakan manfaat dari Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi
adalah :
·
Penghematan waktu (time saving)
·
Penghematan biaya (cost saving)
·
Peningkatan efektifitas (effectiveness)
·
Pengembangan teknologi (technology development)
·
Pengembangan personil akuntansi (accounting staff
development)
Sub Sistem dari Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sub sistem dari CBIS adalah :
- Sistem
Informasi Akuntansi
- Sistem
Informasi Manajemen
- Sistem
Pendukung Keputusan
- Automasi
Kantor (Office Automation)
- Sistem
Pakar
Penjelasan :
1. SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan
dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.
Sistem ini merupakan sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan
mengoperasikan bisnis.
Ø Tugas Utama Sistem Informasi Akutansi
·
Pengumpulan data : setiap tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan yang melibatkan elemen lingkungan maka kegiatan tersebut disebut
dengan transaksi, tindakan tersebut dijelaskan dengan sebuah catatan data,
pencatatan ini dikenal dengan istilah pengolahan transaksi. Sistem pengolahan
data mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan internal perusahaan dan
transaksi lingkungan perusahaan.
·
Manipulasi data : tugas yang berupa pengubahan
data menjadi informasi. Manipulasi data meliputi :
1.
Classification : identifikasi dan pengelompokan
data menggunakan pengkodean terhadap catatan transaksi.
2.
Sorting : penyusunan sesuai urutan tertentu
berdasarkan kode atau elemen data lainnya.
3.
Calculating : operasi aritmatika dan logika
yang dilakukan pada elemen data.
4.
Summarizing : penyimpulan data sehingga
dihasilkan total, rata-rata dan lain-lain.
·
Penyimpanan data : data yang telah dicatat kemudian
disimpan dalam media penyimpanan sekunder, dan diintegrasikan secara logis
dalam bentuk database.
·
Menyediakan dokumen : SIA menghasilkan informasi untuk
individu atau organisasi baik didalam maupun diluar perusahaan, yang dipicu
oleh dua hal, yaitu :
1.
Tindakan yaitu output yang dihasilkan jika terjadi
sesuatu
2.
Waktu yaitu output yang dihasilkan pada saat tertentu.
Ø Karakteristik Sistem Informasi Akutansi
·
Melaksanakan tugas yang diperlukan
·
Berpegang pada prosedur yang relatif standar
·
Menangani data yang rinci
·
Berfokus pada historis
·
Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal
Ø Peran Sistem Informasi Akutansi Dalam CBIS
·
SIA menghasilkan beberapa output informasi dalam
bentuk laporan akuntansi standar
·
SIA menyediakan database yang lengkap untuk digunakan
dalam pemecahan masalah
2. SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Sistem
Informasi Manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak
bisa diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi. Bagaimana pun juga sistem
informasi manajemen di laksanakan dengan kerja bersama. Dengan mendukung semua
ide dari masing-masing grup yang melakukan kerja di lapangan dan bagaimana kita
memberikan semangat yang tinggi buat karyawan.
Sistem
informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan
prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen
dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis
sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi.
Ø Tujuan Umum
- Menyediakan
informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk,
dan tujuan lain yang diinginkan manajemen
- Menyediakan
informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan
- Menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan
Ø Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas :
- Perencanaan
: formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah
aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan
mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai
tujuan tersebut.
- Pengendalian
: perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana
dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta
pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut
berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor
pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan,
disebut kebutuhan.
- Pengambilan
Keputusan : proses pemilihan di antara berbagai alternative disebut dengan
proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan
antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih di antara
beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya
satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat
dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
3. SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM)
Dalam upaya memecahkan masalah seorang problem solver akan banyak membuat
keputusan. Keputusan harus diambil untuk menghindari atau mengurangi dampak
negatif atau untuk memanfaatkan peluang.
Ø Keputusan terbagi menjadi :
·
Keputusan terprogram, bersifat berulang dan rutin.
·
Keputusan tak terprogram, bersifat baru dan tidak
terstruktur, tidak ada metode pasti untuk menanganinya karena belum pernah
terjadi sebelumnya.
Ø Empat tahap dalam pengambilan keputusan, yaitu :
·
Kegiatan Intelejen yaitu mengamati lingkungan
untukmencari kondisi yang perlu diperbaiki.
·
Kegiatan Merancang, yaitu menemukan,
mengembangkan, dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
·
Kegiatan Memilih yaitu memilih salah satu rangkaian
tindakan diantara alternatif.
·
Kegiatan Review yaitu menilai
pilihan-pilihan yang lalu.
Ø Jenis Decision Support System
·
Jenis pertama hanya memungkinkan manajer mengambil
elemen keputusan, seperti bertanya berapa jumlah penjualan wilayah X.
·
Jenis kedua menungkinkan memperoleh laporan khusus
dari suatu file, misalnya laporan persediaan.
·
Jenis ketiga memungkinkan manajer mendapat laporan
yang berasal dari berbagai file, seperti laporan laba rugi.
·
Jenis keempat memungkinkan manajer melihat
dampak-dampak berbagai keputusan. Misalnya perubahan harga produk dan
implikasinya terhadap keuntungan.
·
Jenis kelima memungkinkan manajer menerima usulan
keputusan, misalnya memperolah harga jual optimal yang diproleh dari sebuah
model matematika.
·
Jenis keenam adalah DSS yang mampu memberikan
keputusan, misalnya komputer yang memutuskan besarnya premi untuk nasabah
berusia dibawah 25, bekerja di Trans Am, Tinggal Di Houston dll.
Tiga DSS pertama cukup dengan menggunakan database query, sedangkan
tiga terakhir harus menyertakan model matematika
Ø Tujuan Decision Support System
·
Membantu manajer membuat keputusan untuk pemecahan
masalah semi terstruktur.
·
Mendukung penilaian manajer bukan mencoba
menggantikannya.
·
Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer
dari pada efisiensinya.
4. AUTOMASI KANTOR (OFFICIAL AUTOMATION)
Official automation, kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup
semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan
komunikasi informasi ke dan dari orang – orang di dalam maupun diluar
perusahaan.
Ø Pengguna Official automation dibagi menjadi empat kategori yaitu :
·
Manajer, yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber
daya perusahaan.
·
Profesional, tidak mengelola tetapi menyumbangkan
keahlian khusus yang membedakan mereka dengan sekretaris dan pegawai
administrasi.
·
Sekretaris, ditugaskan untuk membantu pekerja terdidik
(Manajer & Profesional) untuk melaksanakan berbagai tugas korespondensi,
menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan.
·
Pegawai Administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk
sekretaris, seperti mengioperasikan mesin fotokopi, menyusun dokumen, menyimpan
dokumen, dan mengirim surat.
Ø Tujuan Official Automation
·
Menghindari Biaya, komputer tidak dapat menggantikan
pegawai saat ini, tetapi setidaknya menunda penambahan poegawai yang diperlukan
untuk menangani penambahan beban kerja
·
Pemecahan Masalah kelompok, memberikan kontribusi
untuk komunikasi antar manajer
·
melengkapi sehingga jika dikombinasikan dengan media
tradisional akan memberikan sinergi.Pelengkap, OA tidak dapat menggantikan
komunikasi interpersonal tradisional seperti tatap muka, percakapan telepon,
tulisan memo, dan sejenisnya, tetapi OA bersifat
Ø Aplikasi Official Automation :
·
Word Processing
·
E-Mail
·
Voice Mail
·
Electronic Calendaring
·
Audio Conferencing
·
Video Conferencing
·
Computer Conferencing
·
Facsimile
·
Videotex
·
Imaging
·
Desktop Publishing
5. SISTEM PAKAR
(EXPERT SYSTEM)
Sistem pakar (expert system)
adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga
dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini
digunakan sebagi dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab pertanyaan
(konsultasi).
Kepakaran (expertise) adalah
pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian
pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil
keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan
problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki
pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior. Tujuan Sistem Pakar adalah
untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer, kemudian ke orang
lain (yang bukan pakar).
Sistem pakar adalah suatu program
komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia
mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan
oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan
diterapkan secara komersial selama 1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah
suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis
informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas
masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Tergantung
dari desainnya, sistem pakar juga mampu merekomendasikan suatu rangkaian
tindakan pengguna untuk dapat menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan
kapabilitas penalaran untuk mencapai suatu simpulan.
Ø Karakteristik Sistem Pakar
·
Memiliki kemampuan belajar atau memahami masalah dari
pengalaman
·
Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap
situasi baru
·
Mampu menangani masalah yang kompleks (semi
terstruktur)
·
Memecahkan masalah dengan penalaran
·
Menggunakan pengetahuan untuk menyelasaikan masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar